pacman, rainbows, and roller s

  * 3 * 
 
 ANTOCH masuk ke sebuah kamar tempat dia dg pandan wangi menginap. begitu meliat antoch sudah kembali maka pandan wangi segera beranjak bangun dari tempat tidur. ''gimana pertemuannya?'' tanya pandan pelan.
 antoch tersenyum tipis lalu duduk di kursi dekat jendela. perlahan jendela itu di bukanya, malam baru saja hadir menyelimuti maya pada ini. ''pertemuannya lancar pandan tapi...'' antoch menghentikan ucapannya. dia lalu memandang pandan.
 ''terjadi salah paham'' kata antoch pendek.
 ''salah paham gimana?'' sahut pandan mengerutkan keningnya tidak mengerti.
 antoch hanya mengangkat bahunya. ''entahlah. salah satu murid perguruan tongkat perak menyangka kalo aku hendak melamar putri ki wonoyoso.'' ucap antoch pelan.
 ''melamar?''
 antoch mengangguk. ''yach mungkin juga dia mengira aku hendak merebut kekasihnya kali. waktu hendak kembali kesini salah seorang murid perguruan menyerang aku.''
 ''apa?!''
 ''tapi untungnya tidak sampe menimbulkan masalah yg terlalu besar. hehmmhh . . sudahlah . . oya bagaimana dg persìapan mu besok? apa kamu sudah siap bertemu dg rangga?'' tanya antoch mengalihkan pembicaraan.
 pandan angkat bahu. ''entahlah,kakang. tapi siap tidak siap aku memang harus menolong kakang rangga. seperti apa yg kakang kasih tau.'' pandan menghela nafas panjang.
 antoch tersenyum lebar meliat pandan yg sepertinya masih bingung. ''kuatkan hati mu pandan. pedang rajawali sakti saat ini bukanlah tandingan pedang naga suci mu. untuk menyempurnakan kekuatan pedang rajawali sakti harus bisa mengeluarkan mahluk yg bersemayam di dalam pedang itu dan itu hanya bisa di lakukan dg cara pertarungan antara pedang naga suci dg pedang rajawali.''
 ''tapi kakang. apa tidak ada cara lain?''
 ''ada.''
 ''apa?''
 antoch kembali tersenyum tipis. ''menyatukan pedang lima unsur.''
 ''menyatukan pedang lima unsur? maksut kakang?'' seru pandan cepat.
 antoch menghela nafas pendek. ''menyatukan pedang yg memiliki lima unsur tertinggi dg alam. ada lima pedang di dunia ini yg memiliki unsur alam. yaitu api, angin, air, tanah dan petir. jadi pedang dg unsur tersebut harus di satukan agar lima pedang tersebut bisa sempurna.'' jelas antoch.
 pandan diam mendengar itu. ''kita gunakan saja cara itu kakang.'' seru pandan cepat.
 antoch tertawa kecil mengerti maksut pandan. ''boleh saja tapi untuk menyatukan lima pedang itu butuh waktu sangat lama. kita juga tidak tau dimana pedang lima unsur yg lain. kalo saja mereka ada disini pasti akan sangat mudah memanggil pedang2 itu.''
 ''mereka? mereka siapa kakang?''
 ''lima orang murid ku. mereka adalah pemilik pedang lima unsur itu.''
 ''hmmkh?!''
 antoch lalu menceritakan kebenaran yg selama ini tidak pernah di sangka oleh pandan wangi. semua antoch ceritakan ke pandan wangi dg detail sekali sampe asal usul sebenarnya tentang pandan wangi sendiri. ''nah itulah kebenaran yg sebenarnya terjadi pandan.'' kata antoch mengakhiri ceritanya.
 pandan wangi terdiam mendengar cerita antoch tersebut. memang cerita antoch susah untuk di terima dg akal sehat dan logika. tapi pandan sepenuhnya mempercayai cerita antoch kakaknya itu.
 ''tidurlah. siapkan tenaga mu untuk besok.'' ucap antoch mengusap kepala pandan lembut penuh kasih sayang sebagai kakak.
 pandan mengangguk pelan kemudian merebahkan tubuhnya di pembaringan yg terbuat dari balai2 bambu.
 antoch sejenak memandang pandan wangi kemudian melangkah keluar kamar.
 
 PAGI yg cerah telah menyambut datangnya hari. maya pada kembali terang seiring datangnya sang mata dewa menyinari bumi. di sebuah jalan setapak di pinggiran hutan kecil tampak dua manusia tengah berjalan berjajar menyusuri jalan berumput yg masih basah oleh embun pagi. dua manusia berlainan jenis itu tampak lain dari biasanya, di wajah mereka kini terpasang topeng perak tipis menutupi muka mereka. sesekali tawa mereka terdengar dalam candaan mereka selama berjalan menyusuri jalanan.
 ketika mereka sampe di sebuah pertigaan jalan mereka bertemu dg seorang gadis jelita berpakaian cukup bagus sedang menunggang kuda warna coklat gagah. gadis jelita itu segera turun dari punggung kuda begitu meliat dua orang sedang berjalan.
 ''maaf permisi. apa kalian habis dari desa watu ireng?'' tanya gadis itu dg suara merdu bernada sopan.
 dua orang yg di tanya memandang gadis jelita itu. ''benar.'' sahut si gadis bertopeng yg ternyata adalah pandan wangi.
 gadis jelita itu tersenyum tipis. ''apa kalian meliat seorang pemuda tampan berpakaian putih dg sebilah pedang di punggungnya. nama pemuda itu antoch.''
 pandan menoleh ke arah antoch sejenak dan meliat antoch hanya angkat bahu saja. ''ya betul. pemuda itu siapanya nisanak?'' tanya pandan ingin tahu apa maksut gadis itu mencari antoch.
 ''dia kekasih ku.'' ucap gadis jelita itu mantap. gadis jelita itu tak lain adalah purbasari putri tunggal ki wonoyoso guru besar perguruan tongkat perak.
 ''apa?!'' pandan tentu saja terkejut bukan main mendengar pengakuan gadis jelita di depannya itu. dalam hati pandan memaki maki gadis itu yg enak saja mengaku ngaku kekasih antoch kakaknya itu. pandan melirik antoch yg cuma geleng2 kepala sambil tersenyum.
 ''apa pemuda itu masih di desa watu ireng?'' tanya purbasari cepat.
 pandan menghela nafas cepat. ''pemu . .''
 ''kami liat tadi dia sepertinya pergi terburu buru ke arah timur saat ketemu dg kami.'' sahut antoch cepat memotong ucapan pandan wangi.
 ''ekh?! kalo begitu makasih kisanak. saya permisi dulu.'' purbasari langsung melompat ke punggung kuda dan menggebrak kudanya dg cepat. kuda coklat itu meringkik keras lalu berlari cepat ke arah desa watu ireng.
 ''siapa gadis itu kakang kenapa dia mencari mu dan mengaku sebagai kekasih mu?'' tanya pandan cepat setelah gadis jelita penunggang kuda itu jauh.
 ''itu purbasari putri tunggal ki wonoyoso.'' sahut antoch.
 ''ouh ternyata dia yg menyebab kan terjadinya salah paham itu ya?''
 ''sudahlah. kita lanjutkan perjalanan lagi pandan. ayo.'' antoch melangkah pelan di ikuti pandan yg tertawa kecil.
 belum juga mereka melangkah tak begitu jauh tiba tiba datang seorang pemuda berkuda menghadang langkah mereka. ''maaf kisanak. apa tadi ada wanita berkuda lewat?'' tanya pemuda itu cepat.
 pandan dan antoch saling pandang. ''ada. dia ke arah desa watu ireng baru saja lewat.'' seru pandan cepat.
 ''brengsek. purbasari pasti ingin menemui pemuda sialan itu. hiaaa . .'' pemuda berkuda itu tanpa mengucapkan terima kasih langsung menggebrak kudanya cepat.
 antoch dan pandan menatap kepergian pemuda berkuda itu dg heran karna sikapnya tidak sopan sekali. ''sombong sekali orang itu. tidak punya sopan santun.'' maki pandan jengkel.
 ''sudahlah biarkan saja. ayo.'' ucap antoch sambil menarik tangan pandan untuk melanjutkan perjalanan lagi. walau hatinya jengkel akhirnya pandan mengikuti antoch juga.
 mereka dg berlari cepat menggunakan ilmu meringankan tubuh yg sudah mencapai taraf sempurna menjadikan sosok mereka bagai bayangan yg berkelebatan menembus sebuah hutan dg pepohonan jarang. menjelang siang hari mereka tiba di atas bukit dg tanah lapang yg luas. hanya ada satu pohon besar yg tumbuh di atas bukit itu.
 itulah bukit tandur tempat perjanjian antara antoch dg rangga pendekar rajawali sakti satu purnama yg lalu. pandan dan antuk duduk di bawah pohon besar itu dg tenang tapi pandan tampak gelisah sendiri karna akan bertemu dg rangga kekasihnya setelah satu purnama tidak ketemu lagi.
 ''tenanglah pandan jangan gelisah begitu. sebentar lagi kamu pasti ketemu dg kekasih mu itu.'' ucap antoch menenangkan.
 Pandan hanya merengut saja mendengar itu, jauh dalam hatinya dia sangat tidak ingin melakukan apa yg antoch suruh yaitu menolong rangga dg cara bertarung. tapi mau gak mau pandan harus melakukannya karna itu adalah jalan yg terbaik untuk bisa menolong kekasihnya tersebut.
 ''krraaagkh.'' tiba tiba suara bagai halilintar menggelegar di angkasa. antoch dan pandan wangi langsung berdiri meliat ke atas. tampak seekor burung rajawali putih raksasa melayang berputar putar di angkasa. dg menukik cepat burung raksasa itu dalam sekejap sudah mendarat tak jauh dari pohon besar tempat antoch dan pandan wangi berada. seorang pemuda tampan berbaju rompi putih melompat turun dari punggung rajawali putih itu. pemuda itu mengedarkan pandangannya kesekitar lalu menatap dua orang yg berdiri di bawah pohon besar. pemuda yg bernama rangga itu melangkah pelan ke arah pohon besar dimana antoch dan pandan berada. rangga berhenti setelah jaraknya dg dua orang di depannya kurang lebih tujuh langkah.